http://go.ad2upapp.com/afu.php?id=794637

Friday, September 9, 2016

KARAKTER PUSAKA KERIS JAWA

No comments:


Pada awalnya, di tanah Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur), keris diciptakan hanya untuk memberikan tuah kesaktian dan wibawa kekuasaan.  Keris (dan tombak) adalah sebuah benda yang menjadi kebanggaan masyarakat pada umumnya dan merupakan lambang status / derajat pemiliknya. Keris menjadi "keharusan" untuk dimiliki oleh para pejabat, baik raja, keluarga kerajaan atau bangsawan, orang-orang kaya, para senopati sampai prajurit (prajurit biasanya menggunakan jenis tombak), pejabat bupati sampai lurah desa. Di kalangan masyarakat umum, hampir semua orang laki-laki ingin memiliki keris, terutama mereka yang memiliki ilmu beladiri dan orang-orang tua yang memahami spiritualitas kejawen.
Pada jaman kerajaan dahulu, budaya perkerisan sedemikian memasyarakat dan empu-empu keris pun tersebar ke banyak daerah. Namun ketika terjadi perseteruan antara kerajaan Majapahit di Jawa Timur dengan kerajaan di Jawa Barat, empu-empu jawa yang berada di Jawa Barat diperintahkan untuk pulang kembali ke jawa (ke Jawa Tengah atau ke Jawa Timur). Empu-empu keris yang memilih untuk tetap tinggal di Jawa Barat masih diizinkan, tetapi dilarang membuat keris untuk orang Jawa Barat.
Oleh karena keberadaan empu-empu jawa di Jawa Barat itu berkembanglah bentuk-bentuk senjata atau ageman yang teknik pembuatannya menyerupai teknik pembuatan keris (logam ditempa berlapis-lapis), misalnya kujang (yang berwarna hitam dan logamnya ditempa berlapis-lapis seperti keris) dan keris-keris jimat kecil (yang bisa dimasukkan ke dalam dompet dan logamnya juga ditempa berlapis-lapis seperti keris).
Secara umum, kujang diakui sebagai asli milik orang Sunda dan menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Jawa Barat. Pada awalnya kujang tidak berbentuk seperti sekarang. Bentuknya lebih mirip "kudi" (di jawa) atau mirip sabit yang ujungnya melingkar keluar. Oleh kreasi para empu, kujang berkembang bentuknya menjadi seperti sekarang, lebih ramping dan menyerupai lambang tunas kelapa pramuka. Selain yang digunakan sebagai alat pertanian, kujang yang diperuntukkan sebagai pusaka dan senjata tarung biasanya dibuat sepasang.
Kujang adalah sebuah senjata yang unik dari segi bentuk & sejarahnya. Senjata tradisional Jawa Barat ini memang tidak sepopuler keris atau beberapa senjata lain di bumi nusantara ini, tetapi kujang bisa dimasukkan ke dalam kategori jenis keris, yaitu keris khas tanah pasundan.
Umumnya orang Jawa Barat jaman dulu menggunakan golok dan pisau belati panjang sebagai senjata tarung. Kujang biasanya hanya dimiliki oleh kalangan bangsawan saja. Secara umum kujang dibuat dari bahan besi, tetapi kujang yang berdaya magis tinggi adalah yang dibuat serupa dengan keris jawa, yaitu yang berwarna hitam, yang dibuat dari logam yang ditempa berlapis-lapis seperti keris. Empu jawa yang menjadi pembuatnya biasanya membuat 2 buah (sepasang), yang satu dibuat dari logam yang ditempa berlapis-lapis berwarna hitam seperti keris, yang satunya lagi dibuat dari bahan besi sebagai pasangannya.
Setelah masa kerajaan Majapahit berakhir,  para empu jawa di Jawa Barat tersebut mulai membuat keris lagi. Keris-keris yang dibuat di Jawa Barat kebanyakan fungsinya tidak lagi seperti keris jawa yang untuk kesaktian dan wibawa kekuasaan, tetapi untuk kemakmuran / kerejekian / pertanian. Namun keris-keris dan kujang yang dibuat oleh para empu tersebut, selain fungsi utamanya untuk kemakmuran, juga tetap memberikan fungsi untuk keselamatan / perlindungan gaib bagi pemiliknya. Keris-keris buatan para empu di Jawa Barat yang dibuat untuk tujuan kesaktian, kekuasaan dan kewibawaan, biasanya kerisnya berhawa panas dan angker. Mungkin sengaja dibuat demikian karena ada tendensi dari empu pembuatnya untuk menunjukkan bahwa keris adalah senjata yang sakti, yang berbeda dengan senjata tradisional setempat, sehingga juga membuat orang Sunda takut kepada keris.
Empu-empu jawa di Jawa Barat tersebar di banyak tempat, terutama berada di sekitar pusat-pusat peradaban, yaitu di sekitar ibu kota kerajaan. Sejak jaman penyebaran agama Islam di Jawa, kebanyakan keris-keris jawa yang dibuat di Jawa Barat dibuat oleh empu-empu jawa yang tinggal di daerah Cirebon dan sekitarnya.

 Karakter-Karakter Keris Jawa Berdasarkan Tempat Asal Pembuatannya

Pada dasarnya pada awalnya keris-keris dibuat adalah untuk menunjang kesaktian, kekuasaan dan kewibawaan manusia pemiliknya. Masing-masing keris jawa yang dibuat oleh empu jawa di Jawa Barat, Jawa Tengah dan di Jawa Timur mempunyai perbedaan sifat perwatakan yang umumnya sejalan dengan sifat perwatakan dan keilmuan kesaktian masyarakat setempat.


  Keris Jawa Barat.

Secara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Barat sangat mengedepankan sifat keilmuan yang tinggi dan watak keilmuan yang keras. Diibaratkan jika ilmu pukulan, maka ilmu pukulannya itu bersifat ampuh mematikan / menghancurkan, atau jika ilmu pertahanan tubuh, ilmunya benar-benar bisa menjadikan manusianya kebal tidak terluka oleh serangan senjata tajam. Dengan sifat keilmuan kesaktian yang seperti itu maka orangnya akan dikenal sebagai manusia yang berkesaktian tinggi.
Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Barat dibuat dengan sifat karakter yang keras dan panas dan berhawa angker menakutkan, sehingga walaupun hanya dilihat sekilas saja akan terasa bahwa keris-keris tersebut mengandung hawa gaib yang keras.

  Keris Jawa Timur.

Secara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Timur juga mengedepankan sifat keilmuan yang tinggi dan watak keilmuan yang keras, tetapi tidak sekeras keilmuan Jawa Barat, sifatnya lebih halus tetapi tajam. Diibaratkan jika ilmu pukulan, walaupun ilmu pukulannya juga bersifat mematikan / menghancurkan, tetapi lebih halus dan energinya lebih tajam, bersifat merusak tubuh bagian dalam atau menembus kekebalan / pagaran ilmu gaib lawan, atau jika diibaratkan ilmu pertahanan tubuh, walaupun ada juga ilmu yang benar-benar menjadikan manusianya kebal terhadap serangan senjata tajam, tetapi kebanyakan ilmunya berupa ilmu ketahanan tubuh dari serangan fisik dan tenaga dalam dan perlindungan dari serangan ilmu gaib.
Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Timur dibuat dengan sifat karakter yang halus tetapi berenergi tajam, berwibawa tetapi tidak angker menakutkan, sehingga bila dilihat sekilas akan terasa bahwa sekalipun keris-keris tersebut berkesaktian tinggi, tetapi tidak terlihat angker, tetapi anggun dan berwibawa dan terasa kandungan hawa gaib energinya yang tajam (tetapi tidak semua keris dari Jawa Timur berenergi tajam).

  Keris Jawa Tengah.

Secara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Tengah tidak menonjolkan sifat keilmuan yang tinggi dan watak keilmuan yang keras, tetapi menekankan pada keilmuan yang "dalam" dan bersifat "menindih" kesaktian lawan atau bersifat menenggelamkan / memunahkan keilmuan lawan yang tinggi. Sangat jarang kita mendengar nama-nama orang sakti dari Jawa Tengah, karena seseorang yang menganut filosofi keilmuan dari Jawa Tengah, walaupun sakti dan berilmu tinggi, tetapi seringkali tidak kelihatan sebagai orang yang sakti / berilmu, karena perwatakannya didasari oleh filosofi kebatinan jawa mendem jero, tetapi karisma perbawa keilmuannya akan dapat dirasakan oleh sesama orang berilmu, sehingga mereka akan saling menghormati dan menjaga jarak. Diibaratkan jika ilmu pukulan, maka walaupun ilmu pukulannya juga bersifat menghancurkan, tetapi lebih lembut dan tidak menonjolkan serangan yang mematikan, tetapi lebih bersifat mengalahkan dengan melumpuhkan atau bersifat "menindih" / memunahkan keilmuan lawan, atau jika ilmu pertahanan tubuh, walaupun ada juga ilmu yang benar-benar menjadikan manusianya kebal terhadap serangan senjata tajam, tetapi kebanyakan ilmunya berupa ilmu ketahanan tubuh dari serangan fisik dan tenaga dalam dan perlindungan dari serangan ilmu gaib.
Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Tengah dibuat dengan sifat karakter yang halus, tetapi berenergi besar dan bersifat "menindih" kesaktian lawan, dan tidak menonjol wibawanya, apalagi angker menakutkan, sehingga banyak orang yang tertipu yang menganggap keris-keris tersebut kosong isinya, karena memang tidak terasa aura wibawanya dan juga tidak terasa getaran energinya. Sekalipun keris-keris tersebut berkesaktian tinggi dan berenergi besar, tetapi tidak terlihat angker berwibawa dan tidak terasa kandungan hawa gaibnya, tetapi orang-orang berilmu kebatinan dan yang peka batinnya, mereka akan dapat merasakan getaran gaibnya dan energinya yang besar dan berat dari jarak yang cukup jauh sebelum keris-keris itu hadir di hadapan mereka. Bahkan banyak orang-orang berilmu gaib yang memilih untuk tidak "berurusan" dengan keris-keris dari Jawa Tengah ini, karena keris-keris itu dapat "menindih" dan memunahkan keampuhan ilmu gaib mereka. Banyak keris-keris Jawa Tengah yang sebenarnya adalah Keris Tindih


Karakter-Karakter Keris Jawa Berdasarkan Karakter Sosok Gaib Kerisnya

Masing-masing sosok wujud mahluk halus melambangkan karakter kepribadian sendiri-sendiri. Mengenai itu Penulis sudah menuliskannya dalam tulisan berjudul  Hakikat wujud dan watak makhluk ghaib
Sejalan dengan tulisan di atas karakter gaib keris dan sifat dasar tuah keris juga dipengaruhi oleh masing-masing karakter sosok gaib keris di dalamnya yang sedikit / banyak sifat-sifat itu akan berpengaruh terhadap si manusia pemilik keris.
Misalnya :
Sosok ular naga, berarti watak dan perilakunya seperti naga, berwibawa dan berkuasa.
Sosok ular naga ini biasanya menjadi khodam kewibawaan, kekuasaan dan penjagaan gaib. Hawa aura yang ditimbulkannya biasanya menjadikan si manusia pemilik keris kelihatan berwibawa dan berkuasa dan akan menjauhkan manusia atau mahluk halus yang bersifat / bertendensi negatif.
Sosok gaib keris jenis ini biasanya tetap berdiam di dalam kerisnya, tidak menjadi khodam pendamping.
Sosok ular naga jawa (badan dan kepalanya seperti ular naga, tetapi tidak berkaki), berarti watak dan perilakunya seperti perpaduan ular dan naga, galak ( / ganas) dan berkuasa.
Sosok ular naga ini biasanya menjadi khodam kekuasaan dan penjagaan gaib. Hawa aura yang ditimbulkannya biasanya menyebabkan manusianya kelihatan berkuasa, ada juga yang berhawa menakutkan dan akan menjauhkan manusia atau mahluk halus yang bersifat / bertendensi negatif. Tetapi banyak jenis khodam ini yang energinya panas dan tajam. Sosok gaib keris jenis ini biasanya tetap berdiam di dalam kerisnya, tidak menjadi khodam pendamping.
Sosok seperti manusia, berarti watak dan perilakunya seperti manusia, bisa diajak bertukar pikiran.
Sosok seperti manusia laki-laki ksatria berbadan tinggi dan besar, biasanya watak dan perilakunya bersifat seperti seorang manusia laki-laki yang berbadan tinggi dan besar, yang menonjolkan kekuatan, kesaktian dan kewibawaan, dan siap setiap saat untuk bertarung. Biasanya hawa auranya teduh, tidak panas. Sosok seperti ini juga bersifat idealis, yang akan menonjolkan kekuatan, kekerasan dan kewibawaan untuk memaksakan idealisnya pada perilaku berbudi pekerti dan tidak sombong, yang sebagian akan sama dengan perilaku Keris Tindih.  Kebanyakan sosok gaib keris yang seperti ini ada pada keris-keris yang dulu dibuat di Jawa Tengah. Sosok gaib keris jenis ini biasanya tetap berdiam di dalam kerisnya, tidak menjadi khodam pendamping.
Penulis ada menemui beberapa fenomena unik pada keris-keris jawa dengan isi gaib di atas, yaitu yang semula isi gaibnya adalah seperti manusia laki-laki tinggi besar, suatu saat kemudian sosok itu berubah menjadi sosok bapak-bapak berjubah setelah istrinya datang bergabung tinggal di dalam kerisnya. Dengan demikian keris tersebut isi gaibnya berubah sosoknya, tidak lagi seperti sesosok manusia laki-laki berbadan tinggi besar, tapi sudah berubah menjadi sepasang suami istri bapak-bapak berjubah dan ibu-ibu jawa (memakai kain kemben).
Penulis juga pernah mendapati keris yang semula isi gaibnya bersosok manusia laki-laki tinggi besar, kemudian berubah rupa menjadi bapak-bapak atau kakek-kakek berjubah, atau kadang-kadang isi gaibnya berganti-ganti rupa, yaitu suatu saat sosoknya laki-laki tinggi besar, di saat yang lain sosoknya adalah bapak-bapak atau kakek-kakek berjubah. Perubahan wujud itu terjadi mengikuti kondisi psikologis si khodam kerisnya. Jika kondisinya merasa idealis seperti sifat karakter disebut di atas, maka sosok rupanya adalah laki-laki tinggi besar, tetapi jika dirinya merasa sepuh, atau si pemilik kerisnya menonjolkan sifat kesepuhan, atau menjalani keilmuan kebatinan / spiritual yang bersifat kesepuhan, maka isi gaibnya akan mengambil wujud seperti bapak-bapak atau kakek-kakek berjubah.
Sosok seperti bapak-bapak berjubah, kakek-kakek berjubah, seorang panembahan atau seperti pertapa, berarti watak dan perilakunya seperti manusia bapak-bapak sepuh. Apapun jenis tuah yang mereka berikan biasanya mengandung hawa kewibawaan seorang bapak-bapak yang bersifat mengayomi. Sosok-sosok tersebut juga melambangkan bahwa mereka mempunyai kearifan dalam hal kebatinan dan spiritual dan bisa mengajarkan / menuntun / mengilhami manusia si pemilik keris dalam bidang keilmuan kesaktian atau kebatinan / spiritual.
Sosok yang berjubah itu juga menunjukkan karakter sebagai sosok yang akan siap sedia setiap saat untuk menggunakan kekuatan dan kesaktiannya untuk bertarung, jika diperlukan.
Sosok-sosok gaib keris jenis ini, jika sudah merasa cocok dengan pemiliknya, sebagian besar akan menjadi khodam pendamping si manusia pemilik keris, hanya sebagian kecil saja yang tetap berdiam di dalam kerisnya.
Sosok seperti ibu-ibu jawa dan nenek-nenek memakai kain kemben, berarti watak dan perilakunya seperti manusia ibu-ibu, galak dan berwibawa seperti orang tua ibu-ibu sepuh. Sebagian besar bersifat mengayomi. Apapun jenis tuah yang mereka berikan biasanya mengandung hawa kewibawaan seorang ibu-ibu yang galak dan berwibawa yang mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk tidak bersikap merendahkan dan menjauhkan orang-orang yang berniat jahat / curang. Tetapi hawa aura ibu-ibu itu juga akan memberikan suasana yang menarik orang untuk datang berkumpul (membantu hubungan sosial / pergaulan dan kerejekian).
Sosok-sosok gaib keris jenis ini, jika sudah merasa cocok dengan pemiliknya, sebagian besar akan menjadi khodam pendamping si manusia pemilik keris, hanya sebagian kecil saja yang tetap berdiam di dalam kerisnya.

Keris Keningratan.


Keris Keningratan ada yang mengandung sifat dasar kewibawaan, ada juga yang mengandung sifat dasar pengasihan, tergantung sifat dasar karakter khodam kerisnya masing-masing apakah bersifat kerejekian ataukah kewibawaan. Sesuai istilahnya sebagai keris keningratan, apapun jenis tuah utamanya, keris-keris itu akan menjadikan pemiliknya tampak elegan, memiliki karisma tersendiri yang berbeda dengan orang lain. Tapi sesuai juga dengan sebutannya sebagai keris keningratan, keris-keris itu akan menyatukan dirinya dan memberikan tuahnya hanya kepada pemiliknya yang mempunyai garis keturunan keningratan

FILOSOFI SPIRITUAL DAN KEBATINAN PUSAKA KERIS JAWA

No comments:


Dalam tulisan-tulisan tentang keris, Penulis menguraikan sisi spiritual dan kebatinan dari keris Jawa, khusus keris Jawa, yang dibuat oleh empu-empu keris jaman dulu di pulau Jawa, yang mungkin akan berbeda karakteristiknya dengan keris-keris lain yang dibuat di luar Jawa. Tetapi pengertian keris jawa ini juga berlaku untuk keris-keris yang dibuat pada jaman sekarang yang teknik dan ritual pembuatannya dan spiritualitas pembuatannya sama dengan spiritualitas dalam membuat keris jawa jaman dulu (keris jawa muda).
Pengertian keris jawa ini tidak berlaku untuk keris-keris kamardikan (keris-keris jaman kemerdekaan) yang dibuat orang pada jaman sekarang yang walaupun tujuannya untuk melestarikan seni perkerisan, tetapi teknik, proses ritual dan spiritualitas pembuatannya tidak sama dengan pembuatan keris jawa. Uraian mengenai keris kamardikan sudah dituliskan tersendiri dalam tulisan berjudul : Keris Kamardikan
Keris Jawa adalah salah satu produk kebudayaan jawa. Keris secara umum adalah juga produk kebudayaan bangsa melayu pada umumnya. Tidak diketahui secara pasti asal-usul sumber pertama penemu keris ini dan menjadi polemik setelah negara Malaysia mengklaim sebagai pemilik sah kebudayaan keris.

Di kalangan pencinta dan pemerhati keris jawa, keris sering disebut sebagai tosan aji atau wesi aji. Secara fisiknya, keris jawa bisa saja sama atau mirip dengan keris-keris lain yang dibuat di luar Jawa, dan juga sama-sama menjadi sebuah senjata yang di dalamnya mengandung kegaiban tersendiri, tetapi teknik pembuatannya (tempaan logamnya) dan spiritualitas keris jawa mungkin tidak sama dengan keris-keris lain yang dibuat di luar Jawa.

Sisi spiritualitas keris jawa ini tidak bisa ditiru oleh pembuat keris lain di luar jawa, kecuali keris-keris dari luar jawa itu pembuatnya adalah empu keris dari jawa atau mereka membuat keris dengan filosofi yang sama dengan filosofi pembuatan keris jawa. Keris-keris dari luar jawa yang filosofi spiritualitas pembuatannya mirip dengan keris jawa adalah keris-keris Bali, walaupun nuansa kebatinan kegaibannya tidak persis sama, tetapi perbedaan nuansa kebatinan kegaiban keris ini hanya bisa diinderai oleh seseorang yang tingkat kepekaan / ketajaman kebatinan dan spiritualitasnya tinggi.

Secara umum yang disebut keris jawa adalah keris-keris yang dibuat oleh para empu keris jawa, dari dulu sampai sekarang, dengan tatacara mengikuti cara lama para empu jaman dulu.

Secara umum keris Jawa sama dengan keris Bali. Isi gaibnya juga sama, yaitu jenis gaib wahyu keris, yang dalam tatacara mendatangkannya harus dimintakan dulu kepada para Dewa. Hanya saja dalam tatacara penggunaan dan perawatannya mungkin tidak sama, tergantung sifat kepercayaan dan tradisi yang berlaku di masyarakatnya masing-masing. Tapi secara umum keris jawa bisa menerima cara perlakuan orang Bali kepada keris, dan keris Bali bisa menerima perlakuan orang jawa kepada keris.

Secara umum, sebuah keris dibuat dengan landasan kebatinan dan spiritualitas tertentu yang tidak sama dengan cara orang membuat senjata atau benda-benda lain. Sekalipun budaya perkerisan adalah umum di wilayah Asia Tenggara, tetapi masing-masing kerisnya mempunyai karakteristik yang berbeda sesuai kondisi masyarakat daerahnya masing-masing. Jadi, sekalipun secara fisiknya keris jawa tampak sama dengan keris-keris lain dari luar jawa, tetapi sisi spiritualitasnya belum tentu sama. Keris jawa sama sekali tidak dapat disamakan, apalagi digantikan, dengan keris-keris lain dari luar jawa, apalagi dibandingkan dengan keris-keris dari Malaysia, Brunei, dsb, yang jelas berbeda sifat psikologis dan spiritualitas masyarakatnya dengan masyarakat Jawa.

Teknologi / teknik pembuatan keris jawa sangat rumit dan hingga saat ini masih sangat sulit untuk ditiru pembuatannya dengan teknologi modern. Ada orang-orang tertentu peneliti dari Barat yang melakukan penelitian terhadap teknik pembuatan keris jawa dengan sudut pandang ilmiah dan menggunakan peralatan modern. Dari jenis logam dan campuran logamnya, penggunaan campuran nikel, titanium, dsb sebagai pengganti logam meteorit, penempaan logam dengan suhu sekian derajat, cara pembuatan pamor keris, dsb, semuanya diteliti dan ditiru. Sekalipun begitu, tetap saja mereka sama sekali tidak dapat membuat keris dengan cara / teknologi mesin modern yang hasilnya bisa sama dengan keris jawa, apalagi meniru kegaibannya. Akhirnya, yang mereka buat adalah pisau-pisau belati tentara yang proses penempaan logamnya meniru teknik pembuatan keris jawa.

Sekarang sudah tidak banyak orang yang menginginkan keris sebagai milik / koleksi, kecuali keris yang merupakan peninggalan dari orang tua pendahulunya, karena banyak yang tidak mengerti (dan juga takut) terhadap sisi kegaiban yang terkandung di dalamnya dan keharusan ketelatenan dalam hal pemeliharaan keris. Budaya mengenakan keris juga sudah jauh berkurang, karena budaya perkerisan dipandang hanya sebagai budaya masa lampau dan keris juga tergolong sebagai senjata tajam yang tidak boleh sembarangan dikenakan / dibawa-bawa ke tempat umum. Namun ada juga orang yang sengaja memelihara keris atau bahkan menjadi kolektor keris, karena keris merupakan benda purbakala yang unik, yang juga dapat diperjual-belikan, selain karena faktor kegaibannya.

Dari teknik khusus pembuatannya dan kisah-kisah magis atau kegaiban keris itu pulalah keris menjadi hasil suatu karya seni tingkat tinggi yang hanya dinikmati oleh mereka yang benar-benar mengerti, memahami dan menghargai. Yang sangat membedakan keris dengan jenis-jenis senjata lain adalah justru pada kisah-kisah magis yang dibangun bersama kehadiran keris itu sendiri sejak awal pembuatannya.

Mungkin awalnya sebuah keris dibuat hanya sebagai sebuah senjata tikam atau sabet. Tetapi seiring perkembangan jaman, di pulau Jawa khususnya, pada jamannya, selain faktor kegaibannya, sebuah keris menjadi lambang derajat pemiliknya, lebih dari sekedar senjata perang / tarung. Sebuah keris dibuat khusus oleh empu pembuatnya untuk si pemesan. Fisik kerisnya, kegaiban / tuah dan tingkat kesaktiannya oleh si empu disesuaikan dengan kondisi si pemesan sesuai batas kemampuan si empu. Bila keris hanya menjadi sebuah senjata tarung atau senjata tikam, tidak mungkin keris akan dibuat sangat indah, atau beraksesoris mewah, bila kemudian hanya menjadi sebuah senjata yang harus berlumuran darah.

Ada juga benda-benda lain yang dibuat dengan filosofi spiritual dan teknik yang serupa dengan pembuatan keris (tempaan logam berlapis-lapis), misalnya tombak, pedang jawa dan kujang (yang berwarna hitam). Masing-masing mempunyai kegaibannya sendiri-sendiri sesuai maksud pembuatannya masing-masing. Tidak jelas mengapa dibuat dengan cara seperti itu (tempaan logam berlapis-lapis). Namun dari pengamatan penulis, dengan pembuatan yang demikian itu memang cocok sekali untuk diwarangi dan cocok sekali untuk "diisi" dengan mahluk gaib dan sosok gaib yang berada di dalamnya merasa betah. Berbeda sekali dengan bila keris itu hanya dibuat dari sebatang logam yang kemudian dibentuk menjadi keris (tidak ditempa berlapis-lapis). Dengan demikian, istilah keris dalam tulisan ini termasuk juga benda-benda tersebut di atas yang filosofi spiritualnya dan teknik / proses pembuatannya serupa dengan pembuatan keris.

Ada bagian keris yang disebut  'pamor keris',  yaitu motif gambar pada badan keris, yang katanya terbuat dari logam meteorit, nikel ataupun titanium. Menurut hemat penulis, bagian pamor keris itu tidak termasuk bagian yang dihuni oleh  'gaib'  keris, mungkin karena sosok gaibnya tidak cocok dengan jenis logamnya. Jadi, walaupun dimaksudkan sebagai penambah kecantikan keris dan juga sebagai penguat struktur logam keris, bagian pamor keris tersebut tidak banyak volumenya, tidak dominan dalam badan keris. Mungkin memang disengaja begitu oleh si empu pembuatnya, karena bagian itu memang tidak dihuni oleh sosok gaib keris.

Orang jaman sekarang banyak yang mengatakan bahwa keris yang bagus adalah yang bahannya banyak mengandung logam meteorit. Padahal penggunaan bahan meteorit tidak boleh sembarangan digunakan dalam pembuatan keris. Bahan meteorit biasanya mengandung hawa aura panas yang tidak baik untuk kesehatan dan kejiwaan manusia. Kalaupun digunakan, biasanya jumlahnya sedikit sekali, dan dipilih batu meteorit yang auranya tidak terlalu panas, untuk digunakan menambah aura panas, gagah dan berwibawa dari kerisnya.

Jika banyak menggunakan bahan meteorit, mungkin itulah yang terjadi pada keris Kiai Condong Campur, yang menurut sejarahnya bersifat jahat, menyebarkan hawa penyakit dan ketakutan. Sebuah keris yang sakti sekali, yang pembuatannya didasarkan pada ambisi membuat keris paling sakti di tanah Jawa, yang bahkan sepasang keris sakti Nagasasra dan Sabuk Inten pun tidak mampu menundukkannya. Kesaktian keris Kiai Condong Campur hanya berhasil dikalahkan oleh keris Kiai Sengkelat, dengan ujung kerisnya patah sebagai tanda kekalahannya, yang kemudian dilebur kembali menjadi segumpal logam dan dilarung di pantai Tuban.

Penggunaan bahan meteorit dalam bahan keris biasanya akan menimbulkan gambar / motif pada badan keris yang disebut pamor keris. Tetapi penggunaan bahan meteorit dalam pembuatan keris Nagasasra sama sekali tidak menimbulkan motif pamor. Satu-satunya gambar yang ada pada badan kerisnya adalah gambar naga yang terbuat dari emas. Begitu juga penggunaan bahan meteorit dalam pembuatan keris Sengkelat yang sama sekali tidak menimbulkan motif pamor, karena keris tersebut hitam gelap, keleng, tidak berpamor.

Sepasang keris Nagasasra dan Sabuk Inten dan keris Sengkelat adalah keris-keris yang luar biasa, suatu maha karya dalam dunia perkerisan. Keris-keris tersebut mendapatkan banyak pujian dan pengakuan dari dunia perkerisan dan banyak orang yang ingin memilikinya, sehingga banyak dibuat tiruannya.


Banyak keris yang mempunyai keistimewaan tertentu yang dapat ditunjukkan kepada orang lain. Misalnya saja keris singkir api yang dapat memadamkan api. Keris singkir angin yang dapat meredakan angin badai dan hujan. Ada keris yang mempunyai bayangan lebih dari satu bila dikenai sinar matahari dan bayangannya itu bergerak-gerak seperti ular. Ada juga yang dapat berdiri di atas kaca rata tanpa bersandar pada sarungnya atau apapun (dengan bagian runcingnya di bawah).

Biasanya sebuah keris dapat berdiri tegak dengan bersandar pada sarungnya, karena keris dibuat dengan memperhatikan titik keseimbangan tumpuan dan keselarasan ergonomis kelurusan posisi tangan dengan badan keris. Namun untuk dapat berdiri di atas kaca rata dengan bagian runcingnya di bawah dan tanpa sandaran apapun, biasanya dilakukan setelah berkomunikasi dengan gaibnya supaya mau menunjukkan kelebihannya.

Kekuatan dan kesaktian gaib keris berbeda-beda. Banyak yang kekuatannya biasa saja, tetapi banyak juga yang memiliki kesaktian tinggi. Sekalipun sebuah keris jawa kekuatan gaibnya biasa saja, tetapi tetap jauh lebih tinggi kekuatannya dibandingkan kesaktian jimat-jimat yang biasa dipakai untuk kekebalan / kesaktian, seperti wesi kuning, rante babi atau batu mustika merah delima ataupun jimat-jimat rajahan dan jimat isian. Jika sebuah keris jawa sedang digunakan untuk bertarung / berkelahi, kegaibannya akan mengalahkan kesaktian gaib lawan (ilmu kesaktian gaib lawan dan kesaktian dari jimat-jimat yang dipakai oleh lawan). Setelah ilmu gaib lawan dilumpuhkan (termasuk ilmu kebalnya), maka fisik keris itu menjadi senjata untuk menusuk atau merobek badan lawan. Maka berhati-hatilah bila anda ingin menguji kekebalan tubuh dengan menggunakan keris, karena selain keris itu dapat melunturkan ilmu kebal anda, racunnya juga dapat meracuni anda bila anda terluka oleh keris.


Pada jaman sekarang, budaya pemakaian keris sudah menurun sekali. Keris tidak lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk di keraton yang masih ada, keris hanya dikenakan dalam acara-acara tertentu saja yang bersifat formal, tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi keris termasuk sebagai jenis senjata tajam yang tidak boleh seenaknya dikenakan / dibawa-bawa ke tempat umum. Tidak banyak lagi orang yang ingin memiliki keris, apalagi menjadi kolektor keris. Tetapi aspek mistis dari sebuah keris masih tetap tinggal dan dikenal dimana-mana.

Puncak kejayaan keris ada pada jaman Kediri, Singasari dan Majapahit. Keris-keris buatan jaman itu baik sekali tempaan logamnya dan kuat sekali kegaiban mistisnya dan keris dipakai secara umum di masyarakat. Keris-keris yang dibuat pada jaman berikutnya, yang seharusnya sudah lebih maju, justru mempunyai kegaiban, kualitas bahan dan penggarapan yang jauh di bawahnya. Keris-keris yang dibuat pada jaman kerajaan Demak dan sesudahnya, walaupun banyak sekali variasi bentuknya dan banyak menggunakan aksesoris mewah, tetapi kualitas tempaan logamnya dan kekuatan kegaiban di dalamnya tidak sebaik keris-keris jaman Singasari dan Majapahit.

Pada jaman sekarang, banyak keris yang hawa aura mistisnya sudah redup, sudah dingin / adem / anyeb, mirip seperti keris kosong tak berpenghuni gaib.  Hawa auranya sudah menurun karena terpengaruh oleh perkembangan jaman dimana keberadaan keris sudah mulai diabaikan, tetapi kekuatan aura keris-keris tersebut akan terasa ketika sudah menyatu dengan seorang pemilik yang sesuai.


Bagi orang-orang yang memiliki atau menyimpan keris, sebaiknya juga memiliki pengetahuan tentang kegaiban keris (bisa menayuh keris), tatacara pemakaian keris, pemeliharaan keris, dsb, jangan hanya sekedar asal memiliki atau mengkoleksi keris, supaya bisa merasa lebih dekat dengan kerisnya dan tidak terbawa-bawa cerita tentang mistis keris atau mengkultuskan kegaiban keris, supaya keris tidak dimusuhi orang karena cerita mistisnya, atau justru keris dijadikan sebagai suatu alat pemujaan. 
 
back to top